Rabu, 17 Maret 2010

(Tugas Tulisan Bahasa Indonesia) Arifinarto / 11207502 / 3EA10


Roh Berada di Jantung?



Sebagian besar orang khususnya penganut agama mempercayai keberadaan roh dalam tubuh. Atau persisnya tubuh kita terdiri dari dua bagian yakni tubuh fisik yang kasat mata, dan tubuh lain yang tak terlihat, yang berada di dimensi lain yakni roh. Dua bagian tubuh ini saling menopang satu sama lain.
Melalui pengamatan hidup dan mati manusia, bangsa Rusia kuno menganggap bahwa sesuatu di tubuh manusia saling berhubungan dengan napas, karenanya dalam bahasa Rusia, kata “roh” dan “napas” memiliki akar kata yang sama. Di Asia, Eropa dan Amerika, orang-orang juga percaya dengan eksistensi roh. Bangsa Mesir kuno juga menganggap roh adalah bagian dari susunan tubuh. Hampir di setiap agama mempunyai anggapan bahwa organ tubuh tertentu dengan roh mempunyai hubungan yang sama. Bangsa Babylon kuno menganggap roh berada di telinga, sedangkan Yahudi kuno menganggap roh berada di darah, dan tentu saja ada juga yang beranggapan bahwa roh menempati seluruh tubuh manusia.
Lantas, di mana persisnya letak roh itu? Baru-baru ini muncul angapan bahwa roh manusia berada di jantung. Anggapan itu dipublikasikan Journal Trust Rusia seperti dikutip koran Renminbao belum lama ini dengan mendasarkan hasil riset Paul Pearsall, ahli saraf dan jiwa dari sebuah rumah sakit di Amerika, terhadap 140 pasien transplantasi jantung, yang dirangkumnya dalam buku “Kode Rahasia Jantung”.

Kesimpulan yang diperoleh Pearsall bahwa jantung adalah letak keberadaan ciri khas sifat manusia; adalah jantung yang mengendalikan otak manusia, bukannya otak yang mengendalikan jantung. Perasaan, takut, mimpi atau pikiran semuanya berasal dari jantung. Dengan demikian, sangat mungkin kalau seseorang melakukan transplantasi jantung, memory “roh”nya akan beralih ke orang lain.
Dalam buku tersebut banyak diberikan contoh. Misalnya, ada seorang laki-laki usia 41 tahun yang semula berwatak tenang dan serius, dalam sekejab berubah menjadi sentimentil dan ceroboh setelah mendapat transplantasi jantung dari gadis berumur 19 tahun yang mati akibat kecelakaan lalu lintas.
Contoh lain yang menarik adalah, ketika seorang instruktur tari dari New York Silvia Clair selesai menjalani operasi transplantasi jantung di usia 50 tahun waktu itu, minuman pertama yang diinginkannya adalah bir. Pada malam itu, ia juga mulai mengalami mimpi-mimpi yang aneh, ia bermimpi bertemu dengan orang yang bernama T-L. Setelah diselidiki, ditemukan jantungnya adalah hasil transplantasi dari seorang laki-laki 18 tahun yang bernama T-L itu, dan kata kerabatnya bahwa minuman yang paling disukai almarhum ternyata adalah bir. Pantas saja jika Clair suka bir.
Sebelumnya akhir tahun 1990, seorang ilmuwan AS mengungkapkan bahwa berat tubuh manusia berkurang 2,5-6,5 gram setelah meninggal dibanding sebelum meninggal. Dan tentu saja, sejak tahun 1915 sudah ada yang melakukan percobaan ini, dan bobot roh manusia yang diperoleh ketika itu adalah sekitar 22,4 gram.
Bahkan pada tahun 2001 silam ada riset yang membangkitkan Aantusias. Ilmuwan Inggris Sam Parnia dan Peter Fenwick mengemukakan, bahwa meskipun setelah otak besar menghentikan fungsinya, pikiran manusia mungkin masih akan terus beraktivitas. Penelitian ini meliputi 63 pasien, mereka semua pernah mengalami pengalaman hidup dan mati secara klinis, namun, 56 pasien ketika itu tidak merasakan apa pun terhadap kematian itu, sedangkan tujuh pasien lainnya merasakan kenangan yang jelas dan nyata. Berbicara tentang perasaan ketika itu, empat di antaranya mengatakan, mereka merasa waktu berjalan lebih cepat, tetapi, ada kegembiraan dan ketenangan yang sukar dipercaya. Mereka juga melihat cahaya terang dan malaikat atau manusia suci seperti dalam legenda.

(Sumber:Dajiyuan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar